Pagi itu Hani berangkat sekolah diantarkan oleh pamannya. Paman yang sangat dekat dengan keluarganya, dekat dengan Hani. Dan pamannya pun mengatakan sesuatu yang membuat Hani merasakan memiliki beban. Beban yang ia rasa memang merupakan kewajibannya. “Hani harus tau, Hani itu satu-satunya harapan Ayah, Hani jangan kecewain ayah”. Hani tidak mengeluarkan sepatahkatapun Hani hanya terdiam dan mencoba menelaah apa yang baru saja pamannya katakan. Hani menjalani hari-harinya di sekolah dengan begitu cerianya, seakan tidak memiliki beban. Padahal ia tahu betul bahwa ia sedang membohongi hatinya sendiri.
Sepulangnya dari sekolah Hani lalu berganti baju, beristirahat, makan, lalu mengerjakan PR. Hani selalu menjalankan hidupnya dengan teratur. Saat malam tiba Hani dan keluarga berkumpul seperti biasa untuk menonton tv bersama. Tak berapa lama terdengar suara motor yang mendekati rumah dan ternyata itu kakaknya Hani. Ibu membukakan pintu. Kakaknya masuk lalu melewati kami yang sedang menonton. Tiba-tiba ayah Hani menanyakan pada kakak Hani yang bernama Rio. “Rio, dari mana aja kamu?” Tanya Ayah Hani. “sekolah” timpal Rio. “Kamu itu ngehargain orangtua kamu ga sih? Bilangnya sekolah tapi Wali kelas kamu ngasih surat peringatan” Ibu hani pun menimpali “Kamu itu masih punya rumah, pulang selalu malam, sekolah gak jelas. Mau jadi apa kamu?”. Hani yang melihat keadaan keluarganya yang
... baca selengkapnya di Hadiah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar